DAPUR UMAT

Masih ada lebih dari 800 juta orang di dunia tidak bisa tidur nyenyak di malam hari karena mereka lapar, setiap 9 dari kita yang bisa makan maka ada satu 1 orang yang kelaparan. Ketika 9 orang ini yang mampu makan dengan baik bersedia untuk berbagi dengan satu saudara kita yang belum bisa makan maka dunia akan terasa lebih indah, tapi apakah kita tahu yang satu ini?

Satu adalah ada di sekitar kita, dia terlalu sungkan untuk meminta bantuan kita. Ini adalah tugas kita untuk mengidentifikasi saudara kita yang satu ini, saling berbagi beban dengan 9 atau beberapa dari mereka sehingga semua orang di bumi ini bisa tidur nyenyak di malam hari.

Kita di PHR lewat pengadaan Program Dapur Umat membayangkan dunia tanpa kelaparan, misi program ini adalah untuk memerangi kelaparan di seluruh dunia sampai kelaparan tidak ada. Strategi ini meliputi Identifikasi, Verifikasi, Distribusi, Edukasi Pendampingan Kemandirian.

Sama seperti dalam perang lainnya, perang di seluruh dunia melawan kelaparan membutuhkan kekuatan yang besar. Keindahan itu adalah kita dapat menjadi bagian dari itu, silahkan hubungi pengurus PHR masing masing wilayah jika Saudara berpikir bisa berkontribusi dengan cara apapun.

Bisakah kita membiarkan mereka lapar sementara kita tidur nyenyak? bisakah kita beralasan tidak tahu keberadaan mereka sehingga tidak tergerak untuk menyantuninya ? Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, kemudian dari sinilah munculnya kewajiban ikut serta mengatasi kelaparan.

Bagaimana Caranya ?

Di Program Dapur Umat bagi PHR yang baru berkembang, boleh memakai sistem  insidental dan sporadis. Yaitu kita masih mengupayakan dapur umat dengan langsung membagikan makanan ( berupa memasak secara gotong royong, mengepak dan mendistribusikan langsung ke dhuafa yang kita temui langsung ada di jalan jalan ) dan cara kedua kita masak dan buka warung sedekah, dengan arahan makan secukupnya bayar seikhlasnya. Untuk tahap awal cara seperti ini dulu silakan dijalankan mengingat masih terbatasnya relawan yang ada di PHR masing masing wilayah, kota / kabupaten.

Langkah selanjutnya adalah mulai menata sebuah program dapur umat yang sistematis, terstruktur dan masif. Tahapannya yaitu,

Pertama, masyarakat umum atau pengurus / anggota PHR bisa menandai lingkungan masing-masing yang berpotensi terjadi kelaparan, kemudian melaporkan ke pengurus program Dapur Umat, oleh pengurus laporan tersebut diidentifikasi, lingkungan masing-masing yang berpotensi terjadi kelaparan.

Kedua, hasil identifikasi masyarakat atau pengurus / anggota PHR tadi, diverifikasi untuk memastikan keakuratan data kelaparan tersebut. Kedua fungsi identifikasi dan verifikasi ini dilakukan oleh relawan Dapur Umat tetapi harus oleh orang yang berbeda agar terjaga independensinya.

Ketiga, adalah mengatasi persoalan yang ada yaitu dengan mendistribusi bantuan. Bisa berupa makanan rutin bila yang lapar adalah orang-orang tua yang tidak bisa bekerja lagi, janda-janda dll.

Keempat, edukasi pendampingan kemandirian , yaitu layanan lanjutan berupa pemberdayaan, bila yang masih mengalami kelaparan masih muda dan masih punya tenaga untuk bekerja.

Acuan  Mengetahui Seseorang itu Lapar atau Tidak.

Bagaimana kita tahu seseorang itu lapar atau tidak ? Kalau rata-rata orang butuh energi 2,000 kcal setiap hari, maka yang konsumsinya kurang dari ini sangat berpotensi lapar. Berapa harga energi  2,000 kcal ini ? pernah ada yang menghitung di Indonesia sekitar 25 mg emas  mungkin tidak akurat, tetap setidaknya ini bisa jadi acuan untuk deteksi dini adanya kelaparan di sekitar kita.

Jadi matematikanya kurang lebih seperti ini : untuk tidak lapar, kita butuh konsumsi seharga lebih dari 25 mg emas x 30 hari/bulan = 750 mg emas/bulan. Konsumsi ini kurang lebih adalah 1/3 dari kebutuhan (selebihnya untuk rumah, pakian, pengobatan dll). Maka dibutuhkan daya beli setara dengan 2,250 mg atau 2.25 gram emas per orang per bulan.

Dari sini kita akan lebih mudah mendeteksi adanya potensi kelaparan dari waktu ke waktu di sekitar kita. Misalnya kita tahu ada suami istri tetangga kita yang memiliki 2 anak. Maka untuk 4 orang ini kurang lebih dibutuhkan 4 x 2.25 gram atau 9 gram per bulan untuk tidak lapar. Dengan harga emas sekarang di kisaran Rp 500,000/gram, maka satu keluarga dengan 4 anggota tersebut membutuhkan daya beli sekitar Rp 4.5 juta. Bisa memakai hitungan sederhana seperti berikut, kalau satu keluarga ayah, ibu dan dua anak, maka keluarga tersebut butuh penghasilan setidaknya Rp 65,000 per hari. Maka bila penghasilan keluarga tersebut kurang dari angka ini, dalam keluarga tersebut  berpeluang terjadi kelaparan.

Tentu ini estimasi rata-rata, bisa lebih murah di desa-desa yang banyak kebutuhannya tidak perlu beli. Bisa menjadi jauh lebih mahal bagi masyarakat perkotaan yang untuk mendapatkan air bersih-pun harus membeli.

Setelah diidentifikasi melalui data-data yang pengurus submit, kemudian di verifikasi oleh sebagian pengurus sebagai verifikator maka data kelaparan ini bisa menjadi acuan untuk solusi pengatasannya